Sunday, March 25, 2007
My frist sunrise at Semeru

Lereng Semeru , 04.30 wib

Sudah dua jam aku berjalan atau lebih tepatnya merayap di lereng Semeru ini. Lelah, dingin dan haus. Bekal air minumku sudah habis satu jam yang lalu. Beruntung tadi sempat bertemu seorang teman dan meminta air minum barang seteguk dua teguk. Ah, seandainya saja aku tidak menerima ajakan temanku untuk ikut mendaki, mungkin saat ini aku sedang asyik dibuai mimpi dalam kamar tidurku yang hangat. Tapi tidak. Aku sama sekali tidak menyesal.

Mendaki Gunung Semeru adalah salah satu impianku. Cerita tentang medan yang menantang dan beratnya jalur yang ditempuh, makin memperbesar keinginanku untuk menaklukkan gunung tertinggi di pulau jawa itu. Dengan ketinggian 3,676 mdpl, Semeru merupakan salah satu gunung favorit bagi para pendaki di Indonesia dan luar negeri. Terbukti saat itu aku bertemu seorang pendaki dari Malaysia

Setelah beristirahat, aku mencoba berdiri dan melangkah. Hap! Aku berhasil maju selangkah. Namun pasir yang labil dan halus langsung membuat aku mundur tiga langkah ke belakang. Lereng Semeru memang terdiri dari pasir hitam yang lembut sehingga membuat kaki berat untuk melangkah. Belum lagi tingkat kemiringannya yang cukup curam makin mempersulit pendakian. Itulah sebabnya kadang aku harus merayap perlahan. Dengan menggunakan kedua tangan dan lutut, cara ini dinilai cukup efektif walaupun lambat. Tidak bisa dipungkiri kalau stamina prima dan kesabaran sangat diperlukan untuk mencapai puncak Semeru.

Perlahan namun pasti aku kembali melangkah. Berbekal senter kecil aku harus pandai memilih jalur yang tepat. Salah jalur bisa fatal akibatnya. Jurang di sisi kanan dan kiri mengganga, menanti pendaki yang ceroboh. Belum lagi kehatian-hatian untuk mencari pijakan yang tepat. Jika kita menginjak batu yang labil, batu itu akan langsung meluncur ke bawah dan membahayakan jiwa pendaki lainnya. Aku jadi teringat kalau Soe Hok Gie, seorang aktivis tahun 60-an, juga pernah mendaki Semeru 37 tahun yang lalu. Namun, malang ia meninggal ketika tiba di puncak gara-gara menghirup gas beracun. Ya, gas beracun adalah salah satu bahaya dalam mendaki Gunung Semeru, tentu saja selain masuk jurang dan tersesat. Butuh rencana matang untuk mendaki Semeru. Para pendaki harus tiba di puncak sebelum pukul 9.00. Karena pada pukul 10.00 angin akan merubah arah gas beracun dan membahayakan pendaki.

Sudah dua puluh menit aku berjalan, namun hanya membuat bergeser dua meter dari tempat semula. Lelah kembali menyerang. Aku memutuskan untuk beristirahat. Aku menatap langit. Terlihat garis tipis berwarna orange. Garis itu makin lama makin memanjang. Warnanya berubah menjadi merah semu kuning yang terus menerus meluas menyising gelap ke sisi barat, meninggalkan biru-lembayung yang menyusul di belakangnya. Tiba-tiba terlihat seiris tepi cakram raksasa berwarna kuning kemerahan menyembul dari balik kapas putih. Ketika cakram itu tersembul dari cakrawala, segera terbentuk galur cahaya yang memoles hamparan awan kelabu menjadi putih, semakin memanjang selaras waktu. Langit semakin menyala bagai kobaran api.

Subhanallah, sungguh indah dan menakjubkan. Ini adalah sunrise pertamaku. Jauh lebih indah dari yang aku bayangkan sebelumnya. Ketika aku melihat ke bawah sebuah keajaiban lain terlihat. Jauh di bawah sana gumpalan awan bak permadani putih yang lembut terhampar luas tanpa batas. Sungguh ini merupakan pemandangan yang akan selalu aku ingat. Rasa lelah dan dingin terbayar sudah oleh mahakarya yang terhampar di depan mata. Ah, seandainya saja aku bisa menikmati keindahan ini lebih lama lagiā€¦

Sayang aku harus melajutkan perjalanan. Puncak Semeru masih 500 meter lagi.

Mahameru, September 2005

posted by Wiwiek Sulistyowati @ 4:01 AM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 

Free shoutbox @ ShoutMix
ine for links -->
Selamat datang !!! Selamat membaca cerita-cerita seru, unik, kocak dan penuh haru biru. Setelah sekian lama pengen punya blog, akhirnya kesampaian juga (alhamdullilah) soalnya saya merasa udh ga jamannya lagi nulis di diary. Kuno gitu loch. Well, semoga anda menikmati cerita-cerita ini
About Me

Name: Wiwiek Sulistyowati
Home: Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
About Me: cute,maniez and nice
See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox
Powered by

Isnaini Dot Com

BLOGGER